Minggu, 30 Juni 2013

laporan praktikum biologi respirasi pada hewan dan tumbuhan



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
RESPIRASI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
PENGAMPU : SYAIFUL HAYAT


Di susun oleh :
KELOMPOK 2 (NATA DE COCO)
1. WAHYU ANGGORO (12320150)
2. NOR MUSYAFA’AH (12320158)
3. DEA DWI SEPTIAN (12320166)
4. RAFIKA ISNAINI (12320169)
5. AMALIA HIDAYAH (12320176)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013
RESPIRASI PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
Tanggal : 18 Oktober 2012
A.    TUJUAN
1.      Mengetahui banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan dalam respirasi
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
3.      Mengetahui perbedaan  respirasi hewan dan tumbuhan

B.     DASAR TEORI
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) ke dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1.      Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
2.      Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna, karena masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua. Pada proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organism tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.
Laju respirasi pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Ketersediaan substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya, bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

C.     ALAT DAN BAHAN
·           Respirometer sederhana
·           Neraca lengan
·           Stopwatch
·           Pipet tetes
·           Kapas
·           Plastisin
·           Eosin
·           Jangkrik
·           Tauge
·            NaOH

D.    CARA  KERJA
Kegiatan 1
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang tauge dengan neraca seberat 1 gram.
3.       Ambil kristal NaOH secukupnya dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
4.        Kemudian masukkan tauge yang sudah ditimbang seberat 1 gram ke dalam tabung respirometer
5.       Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
6.       Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
7.        Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit,  5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit, 9 menit, 10 menit)







Kegiatan 2
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang tauge dengan neraca seberat 2 gram.
3.       Ambil kristal NaOH secukupnya dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
4.        Kemudian masukkan tauge yang sudah ditimbang seberat 2 gram ke dalam tabung respirometer
5.       Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
6.       Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
7.       Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit,  5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit, 9 menit, 10 menit)

Kegiatan 3
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang jangkrik dengan neraca hingga diketahui beratnya 0,67 gram.
3.       Ambil kristal NaOH secukupnya dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
4.        Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang seberat 0,67 gram ke dalam tabung respirometer
5.       Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
6.       Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
7.       Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit,  5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit, 9 menit, 10 menit)

Kegiatan 4
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang jangkrik dengan neraca hingga diketahui beratnya 0,45 gram.
3.       Ambil kristal NaOH secukupnya dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
4.        Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang seberat 0,45 gram ke dalam tabung respirometer
5.       Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
6.       Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
7.       Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit,  5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit, 9 menit, 10 menit)





HASIL PENGAMATAN

























PEMBAHASAN







KESIMPULAN
NaOH berfungsi sebagai peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu NaOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2
Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.
Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah energi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi adalah berat tubuh, kegiatan tubuh dan suhu tubuh.














DAFTAR PUSTAKA

Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.Banjarbaru.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta
Tim Redaksi Olrequ. 2011. Modul Siswa Biologi. Cilacap: Olrequ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar