Minggu, 30 Juni 2013



I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas (Wikipedia, 2012).
Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis). Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup (Wikipedia, 2012).
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki (Wikipedia, 2012).



 Manfaat klasifikasi dapat membantu kita dalam mengetahui jenis-jenis organisme, mengetahui hubungan antar organisme dan mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam (Tim Biologi Umum Jurusan BDP, 2012).





 
1.2.   Tujuan
a.    Agar mahasiswa dapat mengenal contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah.
b.    Agar mahasiswa dapat mempelajari dan mengenali Spermatophyta (tumbuhan tingkat tinggi).

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi Makhluk Hidup
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan organisme/ makhluk hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal Nomenclature. Setiap nama organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa latin atau yunani merupakan bahasa yang banyak dipakai di sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat itu.Nama yang pertama disebut sebagai  Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies dari organisme tersebut dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis dengan memberikan garis bawah atau dengan huruf miring (aunurrofiqhidayat, 2011).
Perkembangan klasifikasi makhluk hidup pada dua dekade ini perkembangannya sangat pesat, mulai dari sistem 2 kingdom (plantae dan animalia), menjadi sistem 5 kingdom (plantae, animalia, fungi, protista dan monera), sekarang berkembang lagi menjadi sistem 8 kingdom dan 3 domain (super kingdom) (Tim Biologi Umum Jurusan BDP, 2012).

2.2.  Taksonomi Dunia Tumbuhan



 Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya (Wikipedia, 2012).






 
2.3.  Divisio Tumbuhan
Divisio tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta). Yang termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah diantaranya Schizophyta (bakteri), Thallophyta (jamur), Bryophyta (lumut), dan Pteridophyta (paku). Spermatophyta dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae.
Gymnospermae disebut juga tumbuhan berbiji terbuka. Pada umumnya biji yang dihasilkan tidak dilindungi oleh daun buah, tetapi berada di permukaan luar daun buah dalam susunan strobillus (Sudjono, 2005).
Berdasarkan struktur strobillusnya, gymnospermae dibedakan menjadi 4 sub kelas yaitu Ginkgoinae, Cycadinae, Cnetinae, dan Coniferae.
Angiospermae disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup karena bakal biji tumbuh di dalam daun buah. Angiospermae dapat dibedakan menjadi dua sub kelas yaitu Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae.

















III.    BAHAN DAN METODE

3.1.  Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum Acara II (Klasifikasi Tumbuhan) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 15:00 – 16:40 WIB.

3.2.  Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah gelas piala 250 ml, pipet tetes, kaca pembesar, pisau, pinset, jarum bertangkai, kaca objek, kaca penutup dan mikroskop.
Adapun bahan yang digunakan adalah air limbah (comberan), air tapai (Saccaromyces), jamur ganoderma, lumut daun, paku fertil, pinus (Pinus merkusii), melinjo (Gnetum gnemon), putri malu (Mimosa pudica) dan alang-alang (Imperata cylindrica).

3.3.   Cara Kerja
3.3.1. Pengenalan Contoh-Contoh Tumbuhan Tingkat Rendah
a.    Bakteri
Untuk mendapatkan contoh bakteri yang mudah dilakukan dengan membuat air rebusan jerami. Jerami dipotong-potong sebanyak 3 gram, rebus dalam air suling selama 150 menit, kemudian tunggu sampai dingin. Saringlah dengan kapas dan tambahkan dengan air suling hingga volume 300 ml.



b.    Spirogyra
Ganggang tersebut biasanya tumbuh di kolam yang airnya cukup jernih dan tidak dalam. Seringkali benang-benang spirogyra terbelit pada tumbuhan air Hydrilla yang tumbuh di dasar.

c.    Saccaromyces
Organisme ini terdapat pada ragi untuk membuat roti. Campurkan 10 butir ragi dengan 10 ml larutan gula 5% (5 gram dalam 100 ml air suling).
Biarkan beberapa jam, ambil 2 tetes cairan, teteskan pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup, amati di bawah mikroskop perbesaran 10x dengan diafragma kecil. Menggambar beberapa sel ragi.

d.   Ganoderma
Jamur ini dapat hidup sebagai parasit atau saprofit pada kayu. Hidup parasit sebagai jamur akar pada tanaman-tanaman perkebunan, perhatikan sporanya yang khas dengan 2 dinding, pori-pori kecil dan rapat.

e.    Marchantia
Lumut tersebut banyak tumbuh di tanah pada suasana lembab, terutama di daerah pegunungan. Tumbuhan ini dapat dicari di tepi jalan setapak yang lewat hutan. Bagian tumbuhan yang pipih dan menempel di tanah adalah stadium gametofit.

f.     Adiantum
Contoh pteridophyta yang mudah didapat adalah paku suplir (Adiatum cuneatum) yang banyak ditanam di pot sebagai tanaman hias. Tumbuhan tersebut adalah stadium sporofit, yaitu tumbuhan yang menghasilkan spora. Bangsa paku mempunyai 2 macam daun yaitu tumbuhan yang menghasilkan daun vegetatif yang tidak mengandung sorus dan daun fertil, disebut sporofit yang mempunyai sorus di bagian tepinya. Tiap sorus mengandung banyak spora. Mengamatinya dengan kaca pembesar atau mikroskop stereo, sorus terlihat banyak mengandung sporangium yang bertungkai dan akan terlihat bila bagian pelindungnya di buka. Menggambar beberapa daun dari Adiatum yang mengandung sorus.

2.4.2. Mempelajari dan Mengenal Spermatophyta
a. Pengenalan Gymnospermae
1. Pinus merkusii
Alat perkembangbiakan berupa kerucut atau “cone” yang dalam istilah botani disebut juga Strobillus. Strobillus jantan lebih kecil, berkelompok di daerah ujung batang dan  strobillus betina lebih besar, sebelum masak berwarna hijau, tetapi setelah masak dan jatuh berwarna coklat. Strobillus betina yang kering, daun sisiknya akan terpisah dan bijinya dapat terlihat atau jatuh, demikian pula pada strobillus jantan. Daun pada pinus berupa jarum yang panjang.
Mengamati dan menggambar strobillus betina yang telah terbuka, ada berapa biji pada satu daun sisik, strobillus jantan dan daunnya serta ada berapa helai daun yang bersatu pada tangkainya.

2. Gnetum gnemon
Alat pembiakan tumbuhan ini tidak mempunyai daun sisik, tetapi bentuknya masih menyerupai strobillus. Daun tidak berbentuk jarum, mirip dengan daun dicotyledoneae.

b.Pengenalan Angiospermae
1. Pengenalan Dicotyledoneae
Contoh tumbuhannya adalah bunga merak dan putri malu. Menuliskan persamaan dan perbedaan dari tanaman tersebut. Mengamati dan menggambar karangan bunganya, jumlah mahkota bunga, ada tidaknya kelopak bunga, jumlah benang sari, daun tunggal atau majemuk.

2. Pengenalan Monocotyledoneae
Mengambil satu rumpun alang-alang lengkap dengan stolonnya. Memperhatikan bentuk bunganya, ada berapa macam perhiasan bunga, benang sari jelas atau tidak, stolon dan macam urat daun. Menggambar dan menyebutkan bagian-bagiannya.
















IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan dan pengenalan beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta) disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan dan Pengenalan Jenis Tumbuhan Tingkat Rendah dan Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta).
No
Divisi
Spesies
Ciri-ciri
Cara Perkembangbiakan
Keterangan
1.
Schyzophyta
Bakteri Euglena viridis
Mikroskopis, berbentuk batang (basil), transparan.
Membelah diri
Diamati menggunakan mikroskop, perbesaran 10x.
2.
Thallophyta













Jamur Ganoderma





Saccharomyces
Berbentuk setengah lingkaran, berwarna coklat dan bertekstur keras.
Mikroskopis, satu sel, bentuk bulat sampai lonjong, ditemukan adanya tunas.
Spora






Spora
Diamati menggunakan mata biasa.






Diamati menggunakan mikroskop perbesaran 10x.
3.
Bryophyta
Lumut Daun
Tekstur lembut, permukaan berwarna hijau.
Spora
Diamati menggunakan mata biasa.
4.
Pteridophyta
Paku Fertil
Daun berstruktur menjari dan di belakang daun terdapat spora.
Spora
Diamati menggunakan mata biasa.
5.
Spermatophyta
a.    Angiospermae







b.   Gymnospermae

Alang-alang





Puri Malu


Melinjo



Pinus

Bentuk daun sejajar, batang rimpang, bunga agak menguncup.
Daun mengatup jika disentuh.
Daunnya tunggal berbentuk oval.
Daun seperti jarum.

Fotosintesis





Fotosintesis


Fotosintesis



Fotosintesis

Termasuk monokotil




Termasuk dikotil

Diamati menggunakan mata biasa.

Diamati menggunakan mata biasa.


4.2.  Pembahasan
4.2.1. Schizophyta
Bakteri Euglena viridis
Berdasarkan Tabel 1., Euglena viridis termasuk ke dalam divisi Schizophyta.
Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Euglena dapat hidup secara autotrof maupun secara heterotrof. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan organik dilakukan secara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma (Wikipedia, 2012).
Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVOmLDn82ehm2ZZRSSF3R6kEpHtDDTatVEQwqk3Eurb8uYVV7H4BGL1lvqnbqfxiW7YnxqCA5R89_nra6FR03uLZ4TDsXsS80x6JBTM7MfhaJMNmojQw6ioXjQ7BJAoasQJJNgXPIe_w/s320/IMG_20121011_160019.jpg

               Gambar 1. Euglena viridis
               Sumber : Dokumentasi Pribadi



4.2.2. Thallophyta
a.    Jamur Ganoderma (Ganoderma lucidum)
Berdasarkan Tabel 1., jamur ganoderma termasuk dalam divisi Thallophyta. Berbentuk seperti kuping berwarna coklat. Habitatnya pada kayu lapuk atau kayu yang sudah mati serta cara perkembangbiakan dengan seksual (spora). Jamur ini juga dapat dijadikan sebagai obat herbal.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmMz7vRykl1WyZjUoKpUiKcI5JkkgHXhMrgyGjLPmCnVJSIRVXNv0eh1fBpEsPrkfpMQqWnivdteF81KliqptNeIw85TkkxvQ6J1lztQ_QiRimDglguBIhdLsOGG90Sk9xQaJUGI2ToQ/s320/cream-ganoderma+lucidum.jpg



    Gambar 2. Jamur Ganoderma

b.    Jamur Tapai (Saccharomyces)
Saccharomyces merupakan genus khamir/ragi/en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30ºC dan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber karbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 - 30ºC (Wikipedia, 2012).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7l2Dnlr006SB55V8AtXEcqmlWpZtJnJPuzg8bl-Ajq2mX7gGJTVU2u5gicxRqoultNjcFUk5Qpg39h-6_-s30NQxVs6hgFxPt8Q1Xya8TSrtrsNcJmUGHff9cakprHwcks2WbqxtA6A/s320/IMG_20121011_155210.jpg



                                                                       Gambar 3. Jamur Tapai
                         Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2.3. Bryophyta
Lumut Daun
Lumut sejati atau disebut juga Lumut Daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci, adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun (Wikipedia, 2012).
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, diantara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjR2YVQqhojOZxTRkwyBCT95_daTp6fAIlxGKVjuAPEOlkDXVNDJn-wkyScB2-W2JRz__t2ox51hEzgc_pLXEJo6_UoMqwza8nIFq1vBR_6H_arXmltRjhyphenhyphenYc11RozimMY5DnILoaALA/s320/Foto0401.jpg

Gambar 4. Lumut Daun
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2.4. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati yang bentuknya memanjang, juga telah memiliki jaringan pengangkut xilem dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya.



Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel dikulit pohon (epifit), di tepi sungai, dan di tempat-tempat yang lembab. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual (kultur jaringan) dan seksual (spora).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4nNl5lO6_bZitdEy9W_r9T_Jjb4laOXcAUdg4aobarvL9Z0qCCzbnbaY1pcvtFQ8zs976e5FsVrZgt_Tcp9a-itzKw-2drtFGz09QMzOFxvq0AzEpsZxYkqbNz3KyE59EBWjKKaTCmg/s320/Foto0396.jpg
Gambar 5. Paku Fertil
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2.5. Spermatophyta
a.    Angiospermae
Angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup karena bakal bijinya tumbuh di dalam daun buah. Angiospermae disebut juga Anthophyta (tumbuhan bunga). Angiospermae dapat dibedakan menjadi dua kelas, yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
a.1. Monocotyledoneae
Tumbuhan monocotyledoneae mempunyai satu daun lembaga (cotyledon) yang sering disebut keping biji, akarnya serabut, dan bentuk tulang daun umumnya sejajar atau melengkung. Sedangkan batang umumnya tidak bercabang, ruas pada batang tampak jelas dan tidak berkambium. Pada perhiasan bunga, yaitu mahkota dan kelopak berjumlah 3 atau kelipatannya.
                                                                 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhTvCtntVi_yV9M1B2OscdjmX5FgMvlnF8P9wYTR0VnStbxUDqyGrJ1fWt5nlPbIw86K2kjhusjB65Iooxd-t9RuzINjJLMux7jQJXqPLHH9-9xnY3aB8BV2qAvqbJ9VGoQN4mjU-ONQ/s320/alang2.jpg


                                   Gambar 6. Alang-alang (Monocotyledoneae)

a.2. Dicotyledoneae
Tumbuhan dicotyledoneae merupakan tumbuhan yang mempunyai 2 keping biji, sistem perakarannya tunggang dan bentuk tulang daun umumnya menyirip atau menjari. Batang dicotyledoneae bercabang dan mempunyai kambium sehingga dapat tumbuh menjadi besar. Adapun fungsi dari kambium adalah membentuk floem ke arah luar dan membentuk xilem ke arah dalam. Setelah dewasa, tumbuhan dicotyledoneae akan berbunga dan mempunyai perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqaHNqef8dhj5ZBUsxg5caHhyphenhyphenWTAobpok_U5l_9Yg7pyJc7DQqUWtE-Ju7o1Cp2gm_2WRHno0vLWV2E1SyA2A3MbhgDmPfdCh12s9IScqFyxQj-ZTsrKz_Nr9KYM6Fsn56CTceAx6Nkg/s320/Foto0397.jpg 
                    Gambar 7. Putri Malu (Dicotyledoneae)
                    Sumber : Dokumentasi Pribadi

b.    Gymnospermae
b.1. Pinus (Pinus merkusii)
Berdasarkan Tabel 1., pinus termasuk dalam divisi spermatophyta. Bentuk daun seperti jarum dan mempunyai akar tunggang. Tumbuh baik di tanah yang berpasir atau daerah pantai. Perkembangbiakannya secara aseksual (kultur jaringan) dan seksual (strobillus). Pinus juga dapat digunakan sebagai tanaman hias dan juga berguna dalam industri kertas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg15zn-E5JWriVWG6x6y-qZniC464QmNIXHXrv3HKJvRHhsIzRXGge3wxoVr71hW3xv-MLrpXMYWFLcOnJ5Mp1LpAhJHffii907o-8fq6T5vgNIc36Vz-Hcdun2hBQE8F4L8IZ9GQ_U4g/s320/Foto0400.jpg

                                           Gambar 8. Pinus
                                           Sumber : Dokumentasi Pribadi

b.2. Melinjo (Gnetum gnemon)
Selain pinus, melinjo pun termasuk dalam divisi spermatophyta. Melinjo mempunyai tulang daun meyirip dan mempunyai akar tunggang. Cara perkembangbiakannya dengan aseksual (cangkok) dan seksual (biji). Melinjo juga dimanfaatkan untuk makanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijSFGXh6RA4eYzzt6ZunKn3KTlTC8cnGRUXTTNgkMVh0mk_4AbO_dcZg58fW9GebzZu1YpSLt0NYierQMDXlF2I18D9vOIwvj0XWmuq039yn0e3wdPsRHXJM8mNEeVCAsYaiEo54M-mw/s320/Foto0395.jpg

                              Gambar 9. Melinjo
                              Sumber : Dokumentasi Penerbit


V.  KESIMPULAN

Divisio tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta). Yang termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah diantaranya Schizophyta (bakteri), Thallophyta (jamur), Bryophyta (lumut), dan Pteridophyta (paku). Spermatophyta dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae.
Contoh tumbuhan tingkat rendah yang dibawa dalam praktikum diantaranya bakteri Euglena viridis, jamur ganoderma, Saccharomyces, lumut daun dan paku fertil.
Spermatophyta atau tumbuhan tingkat tinggi dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae. Contoh dari Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) diantaranya melinjo (Gnetum gnemon) dan pinus (Pinus merkusii). Angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup yang mempunyai sub kelas mocotyledoneae contohnya alang-alang (Imperata cylindrica) dan dicotyledoneae contohnya putri malu (Mimosa pudica).














DAFTAR PUSTAKA

Sudjono.2005.Biologi.Rajawalipress.Jakarta
Tim Biologi Umum Jurusan Budidaya Pertanian.2012.Penuntun Praktikum Biologi Umum.Tidak Dipublikasikan.Fakultas Pertanian UNPAR.
Wikipedia.2012.Klasifikasi.http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi 14 Oktober 2012 13:41.
Wikipedia.2012.Klasifikasi Ilmiah.http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah   14 Oktober 2012 13:49.
Wikipedia.2012.Taksonomi Tumbuhan.http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_tumbuhan   14 Oktober 2012 13:52.
Aunurrofiqhidayat.2011.Sejarah Singkat Sistem Penamaan dan Klasifikasi Makhluk Hidup.http://aunurrofiqhidayat.wordpress.com/2011/04/05/sejarah-singkat-sistem-penamaan-dan-klasifikasi-makhluk-hidup/   14 Oktober 2012 13:56.