I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Klasifikasi merupakan kata
serapan dari bahasa Belanda, classificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification.
Istilah ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis
atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi
adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas (Wikipedia, 2012).
Klasifikasi
makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup
menjadi golongan atau unit tertentu.
Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang
sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis). Tujuan
klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan,
dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan
perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup (Wikipedia, 2012).
Klasifikasi
tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di
bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki (Wikipedia, 2012).
|
Manfaat klasifikasi dapat membantu kita
dalam mengetahui jenis-jenis organisme, mengetahui hubungan antar organisme dan
mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam (Tim Biologi
Umum Jurusan BDP, 2012).
|
1.2. Tujuan
a.
Agar mahasiswa
dapat mengenal contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah.
b.
Agar mahasiswa
dapat mempelajari dan mengenali Spermatophyta (tumbuhan tingkat tinggi).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi
Makhluk Hidup
Pada tahun
1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan organisme/ makhluk
hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal Nomenclature. Setiap nama
organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa latin atau
yunani merupakan bahasa yang banyak dipakai di sekolah-sekolah atau lembaga
akademik pada saat itu.Nama yang pertama disebut sebagai Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies
dari organisme tersebut dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan
spesies ditulis dengan memberikan garis bawah atau dengan huruf miring
(aunurrofiqhidayat, 2011).
Perkembangan
klasifikasi makhluk hidup pada dua dekade ini perkembangannya sangat pesat,
mulai dari sistem 2 kingdom (plantae dan animalia), menjadi sistem 5 kingdom
(plantae, animalia, fungi, protista dan monera), sekarang berkembang lagi
menjadi sistem 8 kingdom dan 3 domain (super kingdom) (Tim Biologi Umum Jurusan
BDP, 2012).
2.2. Taksonomi Dunia Tumbuhan
|
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu
yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan
(identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini
merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi
tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan
(klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami
banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular
dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering
kali berubah-ubah tergantung dari sistem
klasifikasinya (Wikipedia, 2012).
|
2.3. Divisio Tumbuhan
Divisio
tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi
(Spermatophyta). Yang termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah diantaranya
Schizophyta (bakteri), Thallophyta (jamur), Bryophyta (lumut), dan Pteridophyta
(paku). Spermatophyta dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae.
Gymnospermae
disebut juga tumbuhan berbiji terbuka. Pada umumnya biji yang dihasilkan tidak
dilindungi oleh daun buah, tetapi berada di permukaan luar daun buah dalam
susunan strobillus (Sudjono, 2005).
Berdasarkan
struktur strobillusnya, gymnospermae dibedakan menjadi 4 sub kelas yaitu
Ginkgoinae, Cycadinae, Cnetinae, dan Coniferae.
Angiospermae
disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup karena bakal biji tumbuh di dalam
daun buah. Angiospermae dapat dibedakan menjadi dua sub kelas yaitu
Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae.
III.
BAHAN DAN
METODE
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan
praktikum Acara II (Klasifikasi Tumbuhan) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 15:00 – 16:40 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang
digunakan adalah gelas piala 250 ml, pipet tetes, kaca pembesar, pisau, pinset,
jarum bertangkai, kaca objek, kaca penutup dan mikroskop.
Adapun bahan
yang digunakan adalah air limbah (comberan), air tapai (Saccaromyces), jamur
ganoderma, lumut daun, paku fertil, pinus (Pinus
merkusii), melinjo (Gnetum gnemon),
putri malu (Mimosa pudica) dan
alang-alang (Imperata cylindrica).
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pengenalan
Contoh-Contoh Tumbuhan Tingkat Rendah
a.
Bakteri
Untuk
mendapatkan contoh bakteri yang mudah dilakukan dengan membuat air rebusan
jerami. Jerami dipotong-potong sebanyak 3 gram, rebus dalam air suling selama
150 menit, kemudian tunggu sampai dingin. Saringlah dengan kapas dan tambahkan
dengan air suling hingga volume 300 ml.
|
b.
Spirogyra
Ganggang
tersebut biasanya tumbuh di kolam yang airnya cukup jernih dan tidak dalam.
Seringkali benang-benang spirogyra terbelit pada tumbuhan air Hydrilla yang
tumbuh di dasar.
c.
Saccaromyces
Organisme ini
terdapat pada ragi untuk membuat roti. Campurkan 10 butir ragi dengan 10 ml
larutan gula 5% (5 gram dalam 100 ml air suling).
Biarkan
beberapa jam, ambil 2 tetes cairan, teteskan pada kaca objek, tutup dengan kaca
penutup, amati di bawah mikroskop perbesaran 10x dengan diafragma kecil.
Menggambar beberapa sel ragi.
d. Ganoderma
Jamur ini dapat
hidup sebagai parasit atau saprofit pada kayu. Hidup parasit sebagai jamur akar
pada tanaman-tanaman perkebunan, perhatikan sporanya yang khas dengan 2
dinding, pori-pori kecil dan rapat.
e.
Marchantia
Lumut tersebut
banyak tumbuh di tanah pada suasana lembab, terutama di daerah pegunungan.
Tumbuhan ini dapat dicari di tepi jalan setapak yang lewat hutan. Bagian
tumbuhan yang pipih dan menempel di tanah adalah stadium gametofit.
f.
Adiantum
Contoh
pteridophyta yang mudah didapat adalah paku suplir (Adiatum cuneatum) yang
banyak ditanam di pot sebagai tanaman hias. Tumbuhan tersebut adalah stadium
sporofit, yaitu tumbuhan yang menghasilkan spora. Bangsa paku mempunyai 2 macam
daun yaitu tumbuhan yang menghasilkan daun vegetatif yang tidak mengandung
sorus dan daun fertil, disebut sporofit yang mempunyai sorus di bagian tepinya.
Tiap sorus mengandung banyak spora. Mengamatinya dengan kaca pembesar atau
mikroskop stereo, sorus terlihat banyak mengandung sporangium yang bertungkai
dan akan terlihat bila bagian pelindungnya di buka. Menggambar beberapa daun
dari Adiatum yang mengandung sorus.
2.4.2.
Mempelajari dan Mengenal Spermatophyta
a. Pengenalan
Gymnospermae
1. Pinus merkusii
Alat
perkembangbiakan berupa kerucut atau “cone” yang dalam istilah botani disebut
juga Strobillus. Strobillus jantan lebih kecil, berkelompok di daerah ujung
batang dan strobillus betina lebih besar,
sebelum masak berwarna hijau, tetapi setelah masak dan jatuh berwarna coklat.
Strobillus betina yang kering, daun sisiknya akan terpisah dan bijinya dapat
terlihat atau jatuh, demikian pula pada strobillus jantan. Daun pada pinus
berupa jarum yang panjang.
Mengamati dan
menggambar strobillus betina yang telah terbuka, ada berapa biji pada satu daun
sisik, strobillus jantan dan daunnya serta ada berapa helai daun yang bersatu
pada tangkainya.
2. Gnetum gnemon
Alat pembiakan
tumbuhan ini tidak mempunyai daun sisik, tetapi bentuknya masih menyerupai
strobillus. Daun tidak berbentuk jarum, mirip dengan daun dicotyledoneae.
b.Pengenalan
Angiospermae
1. Pengenalan
Dicotyledoneae
Contoh
tumbuhannya adalah bunga merak dan putri malu. Menuliskan persamaan dan
perbedaan dari tanaman tersebut. Mengamati dan menggambar karangan bunganya,
jumlah mahkota bunga, ada tidaknya kelopak bunga, jumlah benang sari, daun
tunggal atau majemuk.
2. Pengenalan
Monocotyledoneae
Mengambil satu
rumpun alang-alang lengkap dengan stolonnya. Memperhatikan bentuk bunganya, ada
berapa macam perhiasan bunga, benang sari jelas atau tidak, stolon dan macam
urat daun. Menggambar dan menyebutkan bagian-bagiannya.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Dari hasil
pengamatan dan pengenalan beberapa jenis tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan
tingkat tinggi (Spermatophyta) disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil
Pengamatan dan Pengenalan Jenis Tumbuhan Tingkat Rendah dan Tumbuhan Tingkat
Tinggi (Spermatophyta).
No
|
Divisi
|
Spesies
|
Ciri-ciri
|
Cara
Perkembangbiakan
|
Keterangan
|
|
1.
|
Schyzophyta
|
Bakteri Euglena viridis
|
Mikroskopis, berbentuk batang
(basil), transparan.
|
Membelah diri
|
Diamati menggunakan mikroskop,
perbesaran 10x.
|
|
2.
|
Thallophyta
|
Jamur Ganoderma
Saccharomyces
|
Berbentuk setengah lingkaran,
berwarna coklat dan bertekstur keras.
Mikroskopis, satu sel, bentuk bulat
sampai lonjong, ditemukan adanya tunas.
|
Spora
Spora
|
Diamati menggunakan mata biasa.
Diamati
menggunakan mikroskop perbesaran 10x.
|
|
3.
|
Bryophyta
|
Lumut Daun
|
Tekstur lembut, permukaan berwarna
hijau.
|
Spora
|
Diamati menggunakan mata biasa.
|
|
4.
|
Pteridophyta
|
Paku Fertil
|
Daun berstruktur menjari dan di
belakang daun terdapat spora.
|
Spora
|
Diamati menggunakan mata biasa.
|
|
5.
|
Spermatophyta
a.
Angiospermae
b. Gymnospermae
|
Alang-alang
Puri Malu
Melinjo
Pinus
|
Bentuk daun sejajar, batang rimpang,
bunga agak menguncup.
Daun mengatup jika disentuh.
Daunnya tunggal berbentuk oval.
Daun seperti jarum.
|
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
|
Termasuk monokotil
Termasuk dikotil
Diamati menggunakan mata biasa.
Diamati menggunakan mata biasa.
|
4.2. Pembahasan
4.2.1. Schizophyta
Bakteri Euglena viridis
Berdasarkan
Tabel 1., Euglena viridis termasuk ke
dalam divisi Schizophyta.
Euglena viridis adalah sejenis
alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul
dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Euglena dapat hidup secara
autotrof maupun secara heterotrof. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena
melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena
mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan organik
dilakukan secara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma (Wikipedia, 2012).
Euglena
berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur.
Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya
flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya
terbentuklah dua sel euglena baru.
Gambar 1. Euglena viridis
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.2.2. Thallophyta
a.
Jamur Ganoderma
(Ganoderma lucidum)
Berdasarkan
Tabel 1., jamur ganoderma termasuk dalam divisi Thallophyta. Berbentuk seperti
kuping berwarna coklat. Habitatnya pada kayu lapuk atau kayu yang sudah mati
serta cara perkembangbiakan dengan seksual (spora). Jamur ini juga dapat
dijadikan sebagai obat herbal.
Gambar 2. Jamur Ganoderma
b.
Jamur Tapai (Saccharomyces)
Saccharomyces merupakan
genus khamir/ragi/en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi
alkohol dan CO2. Saccharomyces
merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk kelompok
Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30ºC dan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi
yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap alkohol yang
tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat
mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces
dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber karbon,
unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral
dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 - 30ºC (Wikipedia, 2012).
Gambar 3. Jamur
Tapai
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.2.3. Bryophyta
Lumut Daun
Lumut sejati
atau disebut juga Lumut Daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci,
adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta.
Lumut ini disebut sebagai lumut sejati karena bentuk tubuhnya seperti
tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun (Wikipedia,
2012).
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah
gundul secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, diantara
rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang
terdapat di dalam air.
Gambar 4. Lumut
Daun
Sumber :
Dokumentasi Pribadi
4.2.4. Pteridophyta
(Tumbuhan Paku)
Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah
mempunyai akar, batang, dan daun sejati yang bentuknya memanjang, juga telah
memiliki jaringan pengangkut xilem dan floem yang terdapat pada daun, batang,
dan akarnya.
Tumbuhan paku
dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel dikulit pohon (epifit), di tepi
sungai, dan di tempat-tempat yang lembab. Tumbuhan paku dapat berkembang biak
secara aseksual (kultur jaringan) dan seksual (spora).
Gambar 5. Paku
Fertil
Sumber :
Dokumentasi Pribadi
4.2.5. Spermatophyta
a.
Angiospermae
Angiospermae
merupakan tumbuhan berbiji tertutup karena bakal bijinya tumbuh di dalam daun
buah. Angiospermae disebut juga Anthophyta (tumbuhan bunga). Angiospermae dapat
dibedakan menjadi dua kelas, yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae.
a.1.
Monocotyledoneae
Tumbuhan
monocotyledoneae mempunyai satu daun lembaga (cotyledon) yang sering disebut
keping biji, akarnya serabut, dan bentuk tulang daun umumnya sejajar atau
melengkung. Sedangkan batang umumnya tidak bercabang, ruas pada batang tampak
jelas dan tidak berkambium. Pada perhiasan bunga, yaitu mahkota dan kelopak
berjumlah 3 atau kelipatannya.
Gambar 6. Alang-alang (Monocotyledoneae)
a.2.
Dicotyledoneae
Tumbuhan
dicotyledoneae merupakan tumbuhan yang mempunyai 2 keping biji, sistem
perakarannya tunggang dan bentuk tulang daun umumnya menyirip atau menjari.
Batang dicotyledoneae bercabang dan mempunyai kambium sehingga dapat tumbuh
menjadi besar. Adapun fungsi dari kambium adalah membentuk floem ke arah luar
dan membentuk xilem ke arah dalam. Setelah dewasa, tumbuhan dicotyledoneae akan
berbunga dan mempunyai perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota berjumlah
2,4,5 atau kelipatannya.
Gambar 7. Putri Malu (Dicotyledoneae)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
b.
Gymnospermae
b.1. Pinus (Pinus merkusii)
Berdasarkan
Tabel 1., pinus termasuk dalam divisi spermatophyta. Bentuk daun seperti jarum
dan mempunyai akar tunggang. Tumbuh baik di tanah yang berpasir atau daerah
pantai. Perkembangbiakannya secara aseksual (kultur jaringan) dan seksual
(strobillus). Pinus juga dapat digunakan sebagai tanaman hias dan juga berguna
dalam industri kertas.
Gambar 8. Pinus
Sumber : Dokumentasi Pribadi
b.2. Melinjo (Gnetum gnemon)
Selain pinus,
melinjo pun termasuk dalam divisi spermatophyta. Melinjo mempunyai tulang daun
meyirip dan mempunyai akar tunggang. Cara perkembangbiakannya dengan aseksual
(cangkok) dan seksual (biji). Melinjo juga dimanfaatkan untuk makanan.
Gambar 9. Melinjo
Sumber : Dokumentasi Penerbit
V. KESIMPULAN
Divisio
tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi
(Spermatophyta). Yang termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah diantaranya
Schizophyta (bakteri), Thallophyta (jamur), Bryophyta (lumut), dan Pteridophyta
(paku). Spermatophyta dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae.
Contoh tumbuhan
tingkat rendah yang dibawa dalam praktikum diantaranya bakteri Euglena viridis, jamur ganoderma, Saccharomyces, lumut daun dan paku
fertil.
Spermatophyta
atau tumbuhan tingkat tinggi dibagi menjadi kelas Gymnospermae dan
Angiospermae. Contoh dari Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) diantaranya
melinjo (Gnetum gnemon) dan pinus (Pinus merkusii). Angiospermae merupakan
tumbuhan berbiji tertutup yang mempunyai sub kelas mocotyledoneae contohnya
alang-alang (Imperata cylindrica) dan
dicotyledoneae contohnya putri malu (Mimosa
pudica).
DAFTAR PUSTAKA
Sudjono.2005.Biologi.Rajawalipress.Jakarta
Tim Biologi Umum Jurusan Budidaya Pertanian.2012.Penuntun Praktikum Biologi Umum.Tidak Dipublikasikan.Fakultas Pertanian UNPAR.
Wikipedia.2012.Klasifikasi Ilmiah.http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah 14 Oktober 2012 13:49.
Wikipedia.2012.Taksonomi Tumbuhan.http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_tumbuhan 14 Oktober 2012 13:52.
Aunurrofiqhidayat.2011.Sejarah Singkat Sistem
Penamaan dan Klasifikasi Makhluk Hidup.http://aunurrofiqhidayat.wordpress.com/2011/04/05/sejarah-singkat-sistem-penamaan-dan-klasifikasi-makhluk-hidup/ 14 Oktober 2012 13:56.